Kamis, 03 Maret 2016

Memilih Tas Carrier / Keril yang ideal



Dalam travelling, backpacking atau pendakian pada khususnya pemilihan tas bisa menjadi hal yang vital, bahkan ada beberapa teman yang rela mengeluarkan dana lebih hanya untuk membeli sebuah tas. Mereka mengatakan alasan yang sederhana "kenyamanan diatas segalanya" (kaya milih pacar ya haha)

Sebenarmya cara terbaik dalam memilih tas adalah dengan mencobanya sendiri tapi beberapa tips yang diadaptasi dari website Rei U.S.A ini bisa menjadi acuan.

Secara garis besar ada 3 hal yg perlu di perhatikan dalam memilih tas yang tepat.


1. Ukuran Tas

Karena tips ini diambil dari produsen luar maka akan berbeda dalam segi kapasitas (biasanya kapasitas tas impor lebih besar daripada tas lokal walaupun tertulis sama) tapi admin akan sesuaikan berdasarkan pengalaman menggunakan beberapa tas lokal. Sesuaikan lama perjalanan kalian dan berat beban yang akan dibawa dengan ukuran tas.
2. Fitur Tas
Pada dasarnya semakin banyak fitur yang ditanamkan dalam sebuah tas akan semakin baik.

3. Kecocokan Tas
Kecocokan disini bukan dilihat dari selera, tapi kecocokan sebuah tas dengan bentuk tubuh.
*Catatan:
(semua perhitungan dilakukan jika kalian melakukan solo traveling atau solo hiking bukan tim.)

1.Ukuran Tas
a. < 3 hari (30 - 50 liter)
Harap di pertimbangakan dengan perlengkapan yang anda miliki, jika kalian belum menggunakan perlengkapan dengan kategori UL (Ultralight) ada baiknya memilih kapasitas minimal 50L, karena nantinya anda juga akan membawa logistik perjalanan.

b. 3 - 5 hari (50-80 liter)
Kapasitas dalam rentang ini adalah yang paling populer digunakan, bahkan anda bisa memanipulasi tas kapasitas 60-80 liter agar nyaman digunakan sekalipun beban yang anda bawa hanya sedikit menggunakan matras karet yang kalian bawa.

c. > 5 hari (80 liter atau lebih)
Jika kalian bukanlah 7 Summitters tas dengan ukuran lebih dari 80 liter sepertinya berlebihan, kecuali anda adalah porter yang memang dituntut untuk membawa beban lebih. Pengalaman admin saat ke argopuro pun tas kapasitas 80 liter sudah lebih dari cukup (kecuali jika memang anda memutuskan nekat untuk solo hiking ke argopuro)

2. Fitur Tas
a. Frame Tas
- Internal Frame
Umumnya untuk tas produk lokal menggunakan frame tipe ini dengan bahan plat besi walaupun beberapa ada yang menggunakan bahan lain
-Eksternal Frame
Sejauh ini admin belum ketemu produk lokal yang pake frame jenis ini. Jika kalian pernah menonton film Wild, nah si pemeran wanita nya itu pake tas tipe eksternal frame 
Eksrernal Frame
- Frameless
Bukan berarti tanpa frame tapi menggunakan frame bahan ringan, biasanya menggunakan bahan dari plastik kaku tapi lentur sehingga akan mengikuti bentuk punggung. Tas dengan tipe ini biasanya diperuntukkan untuk para penganut aliran UL (Ultralight) beberapa produsen lokal sudah menggunakan frame jenis ini di beberapa tasnya. 
- Airframe
Nah ini teknologi yang paling baru, sejauh yang admin tau baru Klymit yang sudah memakai frame ini di tas nya. Sebagai tambahan, ada juga merk Gossamer Gear yang menjual airframe secara terpisah selai klymit

Airframe Gossamer gear

Airframe Klymit Motion 60

Klymit Stash 18

b. Backsystem
Fungsi dari backsystem sendiri adalah untuk menghindari efek panas dan memberikan kenyamanan pada punggung penggunanya. Ada sangat banyak model backsystem yang dipakai di tas saat ini dengan nama paten yang berbeda-beda dari setiap produsen outdoor. Tapi dari sekian banyak backsystem yang ditawarkan ada 2 backsystem yang memiliki perbedaan secara signifikan, yaitu model airflow (Jaring) dan Adjustable (dapat diatur sesuai panjang torso)

Saking banyaknya model yang ditawarkan maka cara terbaik uuntuk memilihnya adalah dengan mencobanya langsung dan rasakan tingkat kenyamanannya di punggung. Katanya sih semakin nyaman biasanya semakin terasa seperti dipeluk.

Airflow Backsystem
Adjustable Backsystem
Adjustable Airfllow Backsystem
 c. Pack Access
Ada 2 model:
- Top Load
- Front Load
Kelebihannya jika sebuah tas bisa di akses dari depan (Front Load) anda tidak perlu susah payah membongkar tas hanya untuk mengambil barang yang ada di bagian tengah tas.
Top load & Front load

d. Kantung (Pocket)
Semakin banyak kantung yang ada di dalam sebuah tas semakin baik, khususnya saat anda membawa barang-barang perintilan anda tidak perlu mengepaknya menjadi satu dibagian dalam tas.

 


e. Removable top lid
Nah jika sebuah tas terdapat fitur ini anda tidak perlu lagi membawa daypak tambahan hanya untuk persiapan saat akan melakukan summit. Karena hanya dengan mencopot bagian penutup atas tas, penutup tersebut sudah bisa menjadi alternatif daypack
Removable Top Lid
f. Attachment Point
Mungkin sepele tapi dengan adanya attachment point kalian tidak perlu bingung jika membawa perlengkapan yang tidak bisa masuk ke dalam main pocket


g. Kantung H2O
Dengan adanya kantung H2O kalian tidak perlu repot mengambil botol minuman dari dalam tas pada saat perjalanan, tentunya dengan membeli waterbladder yang dijual secara terpisah
 


3. Kecocokan Tas
Pengalaman admin pernah pake Deuter Aircontact Pro walaupun harga tas itu diatas 3 juta (kalo ga diskon) tapi sampe rumah pundak dan pinggang bengkak. Cara terbaik emang langsung coba di tempat atau bisa pinjem temen dulu, kalo kalian beli via online mungkin cara dibawah ini bisa jadi acuan.
a. Panjang Torso
b. Lebar Pinggang (Waist Size)

Biasanya ukuran antara tas merk yang satu dengan yang lainnya berbeda, cara terbaik bisa kalian lihat di website resminya (sayangnya untuk produsen lokal belum menerapkan ini)

Lalu jika tas tersebut diperuntukkan untuk wanita dan anak-anak lebih baik anda membeli tas yang memang di spesifikkan khusus wanita atau anak-anak (lagi-lagi sayangnya untuk produsen lokal belum menerapkan ini)

*Catatan
Cara terbaik untuk mengukur kecocokkan tas lebih baik langsung mencobanya dengan beban penuh di dalam tas tersebut


How to choose a backpacking pack

Rabu, 24 Februari 2016

Pendakian Argopuro: Bagian 2





Suasana dipagi hari adalah yang paling ditunggu-tunggu di danau taman hidup, pemandangan danau yang berselimut kabut akibat efek kondensasi antara air danau dan suhu udara yang dingin serta dermaga di tengah danau yang mulai lapuk menjadi pelengkap "keangkeran" danau ini. Tapi itulah daya tariknya.

Saking dinginnya suhu udara disini pipis aja sampe berasap, Trust me. It's a wow:D

Hari ke III (16 Agustus 2015)
Danau Taman Hidup - Cemara Lima -  Cisentor (10 - 
12 jam)
~Sarapan, bongkar tenda, packing lagi, pemanasan lagi, bagi kelompok perjalanan~

Medan di awal perjalanan lumayan menanjak dan masih berupa hutan rapat seperti vegetasi di hari sebelumnya karena memutari danau taman hidup. Sayangnya, admin ga sempat untuk memfotonya disini karena sudah sibuk mengatur nafas.

Setelah melewati rapatnya hutan jalur mulai terbuka dan vegetasi berubah menjadi ilalang-ilalang dan medan mulai bervariasi naik turun karena berupa punggungan


Kebakaran hutan argopuro beberapa bulan sebelumnya
 


Kebetulan pada saat itu admin lupa menanyakan apa nama area ini jadi mungkin disinilah pos kali putih karena terdapat bekas jalur aliran air dengan batu-batuan yang berwarna putih. Karena pada saat itu masih puncaknya musim kemarau jadi jalur air tersebut masih kering.

Trashbag jadi Anggota tambahan dalam rombongan

Semakin mendekati pos cemara lima trek akan cenderung menanjak, karena cemara lima merupakan puncak dengan ketinggian 2600mdpl (mohon koreksi jika salah). Dinamakan cemara lima karena menurut sejarah, hanya ada 5 pohon cemara yang ditanam oleh belanda pada saat itu.

Cemara Lima (sumber: infopendaki.com)
Pak Darwin (Manager Cozmeed Indonesia), Mas Risa dan Admin 1

Pak Pherle (Manager Cozmeed Indonesia), Mas Risa dan Admin 1

Kami sampai di cemara lima sekitar jam 12.00, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pada saat sebelum pemberangkatan dari danau taman hidup, disini kami beristirahat untuk makan siang dan shalat sebelum menuju pemberhentian selanjutnya yaitu cisentor.

Setelah beristirahat sekitar 30 menit, perjalanan pun dilanjutkan, medan awal yang dilalui menurun sampai bertemu perabangan yang merupakan percabangan antara jalur baru dan jalur lama. Jika mengambil lurus maka kita akan melalui jalur baru yang katanya jauh lebih singkat karena akan memotong kompas dan langsung sampai di alun-alun lonceng tanpa melewati cisentor, namun trek yang dihadapi akan langsung menanjkak. Sedangkan jika kita mengambil jalur kanan maka kita melewati jalur lama dengan memutari punggungan dengan trek roller coaster (naik turun), melewati hutan jancukan dan sampai di cisentor terlebih dulu.

Istirahat di tengah perjalanan

Mas Wawan dan Mas Tamio, Tim pemandu dari Mahapena UNEJ

sekitar jam 16.30 kami sampai di di pos aeng kene' atau yang dalam bahasa madura berarti air kecil, karena memang terdapat aliran sungai kecil disini.


Memutar punggungan

Puncak Cemara Lima

2 jam sebelum sampai di cisentor kita akan menemukan sabana, kebetulan kami sampai di sabana tersebut sudah maghrib sehingga tidak bisa mendokumetasikannya, harap berhati-hati di sabana ini karena banyak percabangan akibat pembukaan jalur oleh pemburu yang tidak menutup kembali jalur yang telah dibuka. Dan sebelum sampai di sabana tersebut kita akan melewati "terowongan" saking rapatnya vegetasi yang ada, jalur pun sedikit tertutup akibat tingginya ilalang.

Setelah tersesat di sabana akibat salah mengambil jalur dan hari sudah gelap maka akhirnya kami baru sampai di Cisentor jam 21.43

Hari IV (16 Agustus 2015)
Cisentor - Puncak Rengganis - Cisentor (7 jam)
Berlanjut ke bagian 3...

Kamis, 18 Februari 2016

Pendakian Argopuro: Bagian 1

Apa yang ada di pikiran kalian kalo denger kata argopuro? trek panjang, angker, sepi atau semuanya benar?haha.. nggak ada salahnya juga sih karena gunung argopuro sampai sekarang emang masih identik sama itu semua. Alhamdulillah admin udah pernah jejakkin kaki di puncak rengganis tahun lalu.

Hari I (13 Agustus 2015)
Surabaya - Bremi
Sekitar jam 16.00 kami berangkat menggunakan minibus sewaan, lalu sekitar jam 22.00 barulah kami tiba di Desa Bremi. Di malam pertama kami menginap di rumah warga dan baru memulai pendakian besok pagi. Rumah tempat kami menginap lokasinya tepat sebelum gapura danau taman hidup

Hari II (14 Agustus 2015)
Bremi - Danau Taman Hidup (8 - 10 jam)
Jam menunjukkan pukul 04.30, kami sempatkan untuk bergegas ke masjid terdekat. Nah, buat kalian yang logistiknya belum lengkap, gak perlu takut karena di pagi harinya akan ada pedagang sayur dan toko-toko warga yang mulai buka.

~ Mandi - belanja - Packing ulang - sarapan - tidak lupa ngopi ~


Jam 08.00 kami mulai start pendakian, di awal perjalanan medan masih berupa jalan aspal sampai gapura.

sumber ilustrasi  www.tapaktangandankaki.blogspot.co.id/
"Selamat datang di Danau Taman Hidup" loh ko cepet?haha.. itu cuma sekedar tulisan. Faktanya masih butuh 8-10 jam lagi untuk sampai sana.


Setelah beberapa menit medan mulai sedikit menanjak dan berupa jalan setapak dengan kebun warga di kiri kanannya, sebelum semakin jauh melangkahkan kaki mantapkan kembali hati dan pikiran bahwa ini bukanlah perjalanan yang sebentar.

Pos Damar
Hutan damar
Ambil nafas dulu .. minum dulu ..
lanjut jalan lagi


lagi enak-enak jalan sambil bercanda-canda tiba-tiba kabut tebal turun, mitosnya sih karena ga boleh bikin suara rame


Istirahat dulu, Makan siang.
Pola makan harus tetap dijaga sekalipun perjalanan jauh apalagi dalam pendakian kaya gini.

No pic hoax

8 jam berlalu dan akhirnya sampe juga disini, kalo udah sampe sini mendadak semangat lagi, sebentar lagi udah sampe danau taman hidup soalnya. By the way, Dataran Tinggi Yang/Hyang adalah nama "sebenarnya" dari argopuro, kalo argopuro itu nama puncaknya tertingginya.

Namanya juga suaka marga satwa, jadi kalo hoki kalian bisa ketemu babi hutan, rusa, merak, macan, dan atau hewan pulau jawa lainnya di habitat aslinya.

Dari sini ambil jalur setapak yang ada di belakang papan nama itu, jika bertemu percabangan lebih baik perhatikan tanda-tanda yang ada supaya gak salah ambil jalur karena disini mulai banyak jalur bercabang.

Setelah jalan beberapa menit dari papan nama Kemenhut, akhirnya kami sampai juga di checkpoint pertama untuk camp di malam pertama

Semangat, hampir sampe



 


 

Hari ke III (15 Agustus 2015)
Danau Taman Hidup - Cisentor (14 jam)
bersambung ke bagian 2